Senin, 14 Februari 2011

Asmaradhana


Kutulis puisi untukmu ketika mega mega temaram menanti rintik rintik hujan...
Gejolak jiwaku menderu karna rindu,ingin kusapa mega biar mereka tau,kuingin hadirmu disetiap langkahku...
Ingin ku katakan pada rintik rintik hujan,bahwa hatiku telah tersentuh jari jari lembut sang asmaradhana,yang membuatku terpana dalam kesendirianku yang bisu...
Kini,pelangi bukan lagi hanya berwarna,tapi bercerita tentang kisah sebuah hati yang kehadirannya sangat berarti untukku saat ini...


Jak,21 Januari 2011

Derak Ranting Ranting Patah

...
Waktu yang lalu kau beri aku anggur yang memabukan jiwaku,yang melambungkan mimpi kedalam warna warna keindahan sebuah hati...
Tpi kini...?
Dirimu menuntunku pada kabut yg semu,yg tak lagi ku tau arah yg akan ku lalui...
Mengapa j
Mengapa dirimu membiarkanku sendiri setelah kau memabukkan hatiku...?

...
Seandainya dirimu mampu melihat dan merasakannya luka dalam hatiku...kehidupanmu akan terombang ambing seperti perahu dalam lautan samudra yg tak terbatas,yg deburan ombaknya menghantam dan menyesakkan dada disetiap relung hati dan jiwamu...
...Aku hanyalah manusia biasa yg mampu terluka dan binasa...


Sudah cukup sampai disini,karna semakin lama semakin tak lagi menghargai diri...
Kini saatnya aku diam tak lagi perduli lagi padamu...
Biar kebisuan seperti arca membeku selamanya...
Jangan katakan aku yang berkehendak,
Karna dirimu yang pertama kali membisu seribu kata...
Dirimu yang telah menyalakan api didalam hati sendiri untukku...
Maafkan aku wahai,aku akan berlalu pergi....
Aku tak ingin terbakar api yang bergejolak didalam hatimu saat ini...
Maafkan aku,
Karna aku manusia biasa yang memiliki rasa yang bisa terluka.....

29 Januari 2011

Ka Lya,
Aku tak lagi mampu berdiri tegar ketika ombak menderu menghantam jiwaku...
Aku rapuh pada kedalaman hatiku,
Aku kini terluka oleh duri pada bunga bunga yang menusuk hatiku...
Yang membuatku mengerang pada kehidupanku...
Ka Lya,
Aku terluka oleh rasa yang telah membawaku melambung tinggi pada keindahan cinta yang hakiki...
Aku gelisah tak lagi bisa tersentuh karna resah...
Aku takut tak lagi setegar karang karang terjal,
Karna aku hanya manusia biasa yang memiliki keterbatasan,yang mampu terluka oleh rasa...